Pengertian Diagnosis, Prognosis, Mendengar, dan Mendengarkan

Diagnosis adalah hasil dari evaluasi dan itu mencerminkan temuan. Evaluasi disini berarti upaya yang dilakukan untuk menegakan atau mengetahui jenis penyakit yang diderita oleh seseorang atau maslah kesehatan yang dialami oleh masyarakat. Setelah dilakukan diagnosis dari suatu kondisi tertentu barulah tindakan prognosis dapat dilakukan.

 Prognosis adalah yang digunakan dalam menyampaikan suatu tindakan untuk memprediksi perjalanan penyakit yang didasarkan pada informasi diagnosis yang tersedia. istilah medis ini yang menunjukkan prediksi dokter tentang bagaimana pasien akan berkembang, dan apakah ada kemungkinan pemulihan. Istilah ini juga sering digunakan dalam laporan medis dari pandangan dokter pada suatu kasus, seperti prognosis penyakit kanker, patah kaki dan lain – lain.

Tujuan dari prognosis adalah untuk mengkomunikasikan prediksi dari kondisi pasien di masa datang, dengan penyakit yang telah dideritanya.

Fungsi dari prognosis ini adalah menentukan rencana terapi selanjutnya, sabagai bahan pertimbangan perawatan dan rehabilitasi

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat prognosa, seperti Sifat atau ciri – ciri gangguan yang dialami pasien, Fungsi apa yang paling tinggi tingkat aktivitasnya dan yang masih bisa berfungsi dengan baik dan Masalah umum, misalnya jika terjadi pada usia awal. Biasanya pronosisnya lebih buruk, terutama untuk perkembangan selanjutnya. Sehingga kita harus memperhatikan adanya Dukungan sosial yang mungkin akan diterima pasien dari lingkungan untuk membuatnya lebih baik dan Bentuk tindakan yang efektif serta tindakan yang pernah gagal dilakukan, penting untuk diperhatikan.

Sebuah prognosis tidak selalu berakibat fatal, tetapi hanya mengungkapkan apa yang paling mungkin terjadi di masa depan berdasarkan apa yang diketahui pada saat dilakukan pemeriksaan. Untuk membuat prognosis yang akurat ,sangat sulit. Terkadang diagnosis tidak akurat, terjadi baik karena hasil tes tidak akurat, atau karena salah tafsir informasi. Terkadang diagnosis yang tepat, tetapi prognosis tidak akurat. Kadang-kadang kedua diagnosis dan prognosis yang akurat.

Penilaian atau prediksi dilakukan dengan sangat hati – hati sehingga bisa mencapai prognosis yang akurat, berdasarkan diagnosis yang ada. Hal Ini merupakan upaya untuk mengantisipasi adanya konsekuensi yang lebih berat lagi pada saat pemulihan atau penyembuhan suatu penyakit. Untuk mewujudkan penyembuhan yang efektif dibutuhkan  prognosis yang efektif pula.

Misalnya, seseorang didiagnosis dengan infeksi tenggorokan dan diberi prognosis pemulihan dalam waktu seminggu. Dalam contoh lain, seseorang mendapat diagnosis anemia, dengan prognosis pemulihan lengkap dalam waktu satu bulan. Contoh lain, yaitu Prognosis kanker payudara mengacu pada kesempatan untuk penyembuhan atau perpanjangan hidup (survival) dan tergantung pada di mana kanker berada, ukuran kanker, adanya gejala, jenis kanker paru-paru, dan status kesehatan secara keseluruhan pasien. Untuk orang didiagnosis dengan kanker, prognosis mungkin suram, memprediksi kematian hanya dalam beberapa bulan atau minggu yang singkat, disinilah perlunya perhatian dalam penyampaian hasil dari prognosis itu sendiri.

Mendengar dan mendengarkan adalah kata kerja yang kita gunakan untuk berbicara tentang rasa kita mendengar – menggunakan telinga kita. Sekilas kata kerja ini terasa sama, Tapi mereka memiliki perbedaan sangat penting dalam arti.

Mendengar adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan tangkapan indera pendengaran terhadap bunyi dengan kata lain hanya mewakili fungsi dan tugas salah satu panca indera. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi, alat pendengar kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara kebetulan, artinya saat suara datang kita tidak memperhatikan suara itu. Dalam hal ini kita tidak dapat mengontrol apakah kita dapat mendengar suara atau tidak. Sehingga mendengar dapat dikatakan  memiliki makna pasif.

misalnya :

Mendengar suara pesawat terbang yang melintas, mendengar kicauan burung, mayoritas siswa hanya mendengar apa yang disampaikan guru tapi tidak mendengarkan,  Politikus : “kami mendengar keluhan anda sebagai rakyat jelata” (namun tidak serius bahkan sambil baca koran), sedang berjalan di tol tiba-tiba mendengar pesawat jet lewat diudara, mendengar suara motor lewat, atau mendengar suara sesuatu yang jatuh.

Sementara mendengarkan, kita dapat mengontrol jika kita mendengarkan suara . Telinga kita akan mendengar suara , apakah kita ingin atau tidak. kita dapat memutuskan apakah kita ingin mendengarkan suara , artinya mendengarkan memiliki makna aktif. Jadi mendengarkan adalah  memperhatikan, merespon atau menerima  bunyi  atau suara yang datang dan masuk ke telinga kita secara disengaja, di mana seseorang berusaha untuk berkonsentrasi pada suara, sehingga dapat mengidentifikasi, mengerti, memahami, dan mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan orang lain kepadanya dengan kata lain selain dia mendengar tapi juga menyimak dengan seksama.  

Mendengarkan adalah merespon atau menerima bunyi secara disengaja. Memperhatikan dengan baik apa yang dikatakan oleh orang lain yang sudah mulai melibatkan unsur kejiwaan yang berarti aktivitas mental sudah muncul, hanya belum setinggi aktivitas menyimak.

Contoh :
para jama’ah sholat Jum’at sedang khusu’ mendengarkan khotib bicara
lautan manusia di lapangan Ikada sangat antusias mendengarkan pidato bung Karno
mendengarkan lagu dangdut dari radio

Leave a comment